Kitakini.com -
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Februari 2025 kembali mengalami
penurunan sebesar 0,8 poin menjadi 126,4, setelah sebelumnya pada Januari 2025 berada di level 127,2. Ini menandai
penurunan kedua secara berturut-turut, setelah sempat meningkat pada Desember 2024. Hasil
survei Bank Indonesia (BI) ini muncul di tengah kondisi
perekonomian Indonesia yang juga mengalami
deflasi pada Februari 2025, sebagaimana dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Meski mengalami penurunan bulanan, IKK tetap berada di atas level acuan 100, yang menunjukkan kepercayaan konsumen masih 26,4 poin lebih tinggi dibandingkan tahun dasar. Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa keyakinan konsumen terhadap perekonomian tetap kuat. "Survei Konsumen Bank Indonesia pada Februari 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap optimistis," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (11/3/2025).
IKK, yang mengukur keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi masa depan, menjadi indikator penting untuk memprediksi perkembangan konsumsi dan tabungan rumah tangga. Pada Februari 2025, optimisme konsumen masih ditopang oleh dua komponen utama: Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang naik menjadi 114,2 dari 113,5 pada Januari, dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap berada di level optimis meski turun menjadi 138,7 dari 140,8.
Namun, IEK mengalami penurunan paling signifikan, turun 2,1 poin dari bulan sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja (turun 2,8 poin), penghasilan (turun 1,5 poin), dan kegiatan usaha (turun 2,1 poin).
Dari sisi pengeluaran, keyakinan konsumen tetap optimistis di semua kategori, dengan kelompok pengeluaran di atas Rp5 juta mencatat IKK tertinggi sebesar 129,0. Sementara itu, kelompok pengeluaran Rp4,1-5 juta dan Rp3,1-4 juta masing-masing mencatat IKK 128,8 dan 126,0. Meski demikian, optimisme konsumen sedikit menurun dibandingkan Januari 2025, kecuali pada kelompok pengeluaran Rp3,1-4 juta yang masih menunjukkan peningkatan.
Berdasarkan usia, IKK tertinggi tercatat pada kelompok usia 20-30 tahun (131,4), diikuti oleh 31-40 tahun (127,9) dan 41-50 tahun (126,8). Kelompok usia 31-40 tahun dan 41-50 tahun mengalami peningkatan optimisme, sementara kelompok usia lainnya mencatat penurunan. Secara geografis, DKI Jakarta mencatat peningkatan IKK tertinggi sebesar 3,8 poin, disusul oleh Bandung (3,4 poin) dan Makassar (2,4 poin).
Penurunan IKK ini menjadi perhatian serius, terutama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kepercayaan konsumen di tengah dinamika perekonomian yang terus berubah.