Kitakini.com - Berbagai kawasan pemukiman perkotaan di Indonesia, sejak awal tahun 2000-an, kerap dilanda banjir. Beberapa faktor diperkirakan menjadi penyebab banjir kini kerap melanda pemukiman, diantaranya ketidakpatuhan terhadap rencana tata ruang dan tata wilayah (RTRW), atau memang daerah tersebut, tidak memiliki RTRW. Disamping itu juga ada persoalan lain, dimana kawasan resapan, semakin hari semakin berkurang, ditambah maraknya penebangan hutan yang kerap dijadikan perkebunan sejenis.
Sementara kebutuhan akan rumah tidak dapat dibendung dan persoalan jarak, kerap menjadi persoalan klasik bagi warga perkotaan untuk memilih tempat tinggal di kawasan pinggiran kota. Karenanya, tidak jarang warga perkotaan terpaksa harus tetap membangun di kawasan rawan banjir, meskipun mereka mengetahui dampak atau resiko yang harus mereka hadapi. Oleh karenanya itu, perlu menciptakan bangunan yang tahan banjir mempedomani beberapa langkah kunci. Diharapkan bangunan yang didirikan di kawasan rawan banjir, bisa lebih tahan dan setidaknya dapat meminimalisir resiko banjir terhadap bangunan dan isinya.
Identifikasi Risiko Banjir:
Kenali sumber, sifat, dan tingkat keparahan bahaya banjir di lokasi pembangunan.
Pilih lokasi yang risiko banjirnya dapat dihilangkan atau diminimalkan.
Patuhi Peraturan Terkait Banjir:
Ikuti peraturan pengelolaan dataran banjir di tingkat komunitas, negara bagian, atau regional.
Penuhi persyaratan kode bangunan yang berlaku.
Untuk bangunan federal, patuhi Perintah Eksekutif 11988.
Tentukan Karakteristik Banjir Desain:
Analisis karakteristik banjir yang mungkin terjadi di lokasi, baik saat ini maupun di masa depan.
Desain dan Konstruksi yang Tepat:
Tinggikan bangunan di atas permukaan banjir yang direncanakan.
Rancang pondasi dan bagian bangunan yang rentan banjir agar tahan terhadap kondisi dan beban banjir.
Gunakan material tahan air untuk bagian bangunan di bawah tingkat banjir desain.
Jika memungkinkan, terapkan metode pencegahan banjir seperti sistem tanggul atau pompa untuk melindungi bagian bangunan yang rentan.
Pentingnya Perencanaan dan Mitigasi
Dengan merencanakan dan membangun secara cermat, risiko kerusakan akibat banjir dapat dikurangi secara signifikan. Langkah-langkah ini tidak hanya melindungi properti tetapi juga memastikan keselamatan penghuni dan mengurangi biaya pemulihan pascabanjir.
Penerapan praktik konstruksi tahan banjir, seperti yang diatur dalam NFIP, telah terbukti efektif dalam mengurangi dampak banjir di berbagai wilayah. Dengan memahami risiko dan mengambil langkah proaktif, kita dapat membangun lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan di daerah rawan banjir.